Sabtu, 26 Januari 2013
Jumat, 25 Januari 2013
PENELITIAN DESKRIPTIF
I.
LATAR BELAKANG
Penelitian merupakan rangkaian kegiatan
Ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permaslahan. Hasil penelitian tidak pernah
dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung bagi permasalahan yang
dihadapi,karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah
yang lebih besar.
Fungsi penelitian adalah mencarikan
penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternative bagi
kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Begitu juga dengan
penelitian diskriptif. Penelitian deskriptif melakukian analisis hanya sampai
pada taraf deskripsi,
yaitu menganalisis dan menyajikan fakta
secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.
Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya
selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif ?
2.
Bagaimana jenis-jenis penelitian deskriptif ?
3.
Bagaimana langkah-langkah dalam melaksanakan metode penelitian deskriptif
?
III.
PENELITIAN DESKRIPTIF
A.
PENGERTIAN
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia,suatu objek, suatu set kondisi,suatu sitem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Menurut Whitney (1960 ),metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat.Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah
dalam
masyarakat,serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta
situasi-situasi
tertentu,termasuk tentang
hubungan,kegiatan-kegiuatan,sikap-sikap,pandangan-pandangan,serta proses-proses
yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruhdari suatu fenomena.persepetif
waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif adalah waktu sekarang,atau sekurang-kurangnya
jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
B.
JENIS-JENIS PENILITIAN DESKRIPTIF
- Metode survei
- Metode deskriptif berkesinambungan
- Studi kasus (case study )
- Studi atau penelitian komparatif
- Analisis kerja dan aktifitas (job and activity analysis )
- Studi waktu dan gerakan
C.
KRITERIA POKOK METODE DESKRIPTIF
1.
Kriteria umum, antara lain :
a.
Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu
luas.
b.
Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
c.
Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya bukan merupakan
opini.
d.
Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempuyai
validitas.
e.
Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.
f.
f. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan , baik
dalam pengumpulan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan
yang dilakukan.
2.
Kriteria khusus, antara lain :
a.
Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value
).
b.
Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai
masalah status.
c.
Sifat penelitian adalah eks post facto, karena itu , tidak ada
kontrol terhadap variabel.
D.
LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM METODE DESKRIPTIF
a.
Memilih dan merumuskan masalah.
b.
Menentukan tujuan.
c.
Memberikan limitasi area.
d.
Pada bidang ilmu yang telah
mempunyai teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori yang kemudian diturunkan dalam
bentuk hipotesis untuk divervikasikan .
e.
Menelusuri sumber – sumber
kepustakaan.
f.
Merumuskan hipotesis-hipotesis
yang ingin diuji.
g.
Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data.
h.
Membuat tabulasi serta analisis
statistik.
i.
Memberikan interpretasi.
j.
Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan.
k.
Membuat laporan penelitian dengan
cara ilmiyah.
IV.
PEMBAHASAN
1.
Secara umum metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dalam penelitian deskriptif terdapat
suatu tujuan untuk membuat diskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,
factual, dan actual mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan
fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif.
Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap
fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu,
sehingga banyak ahli menamakan metode deskripsi ini dengan nama survey normatif
( normative survey ). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan
(status ) fenomena atau faktor dan melihat hubunga antara satu factor dengan
factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status
(status study ).
2.
Dalam penelitian deskriptif bukan hanya memberikan gambaran terhadap
fenomena-fenomena tetapi melalui proses pengumpulan data yang digunakan sebagai
teknik, yakni dengan cara interview guide dan shcedule quetionair. Dari
pengumpulan data perlu adanya pembagian yang lebih spesifik untuk menentukan
tempat, waktu, alat, dan sebainya, yang pasti pembagian tersebut
berkesinambungan, pembagian tersebut antara lain :
a.
Metode survey
b.
Metode deskriptif berkesinambungan
c.
Penelitian studi kasus
d.
Penelitiananalisis pekerjaan dan aktifitas
e.
Penelitian tindakan
f.
Penelitian perpustakaan dan dokumenter
3.
Dalam melaksaknakan penelitian deskriptif, terdapat langkah-langkah umum
yang harus diikuti antara lain sebagai berikut :
a.
Memilih dan merumuskan masalah
b.
Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
c.
Memberikan limitasi area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis di mana penelitian akan dilakukan, batasan
kronologis, ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa uth dearah penelitian
tersebut akan dijangkau.
d.
Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori yang kemudian diturunkan dalam bentuk
hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah
berkembang baik, maka kerangka analisis dijabarkan dalam bentuk-bentuk model
matimatika.
e.
Menelusuri sumber –sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah
yang ingi dipecahkan.
f.
Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupun implisit
g.
Melakukan kerja lapangan untuk
mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan yang cocok untuk penelitian.
h.
Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang
telah dikumpulkan.
i.
Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi
sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi
khas terhadap nmasalah yang ingin dipecahkan.
j.
Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta
hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik kesimpulan.
k.
Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
V.
KESIMPULAN
1.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia,suatu objek, suatu set kondisi,suatu sitem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.
2.
Dalam penelitian deskriptif terdapat beberapa pembagian /jenis-jenis, yaitu
:
a.
Metode survey
b.
Metode deskriptif berkesinambungan.
c.
Studi kasus
d.
Studi atau penelitian komparatif
e.
Analisis kerja dan aktifitas
f.
studi waktu gerakan
3.
Dalam penelitian deskriptif terdapat langkah-langkah umum yang sering
dipakai,yaitu:
1)
Memilih dan merumuskan masalah.
2)
Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.
3)
Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilakukan.
4)
Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat,maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan
dalam bentuk hipotesis untuk diverifikasikan.Bagi ilmu sosial yang telah
berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk
model matematika.
5)
Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya denagn masalah
yang ingin dipecahkan.
6)
Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupun secara implisit.
7)
Melakukan kerja lapangan untuk
mengumpulkan data.
8)
Membuat tabulasi serta analisis
statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
9)
Memberikan interpretasi dari hasil
dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data
yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
10)
Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta
hipotesis-hipotesis yang ingin diuji.
11)
Membuat laporan penelitian dengan
cara ilmiah.
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
1.
Pandangan
Hidup dan Ideologi
Ideologi menurut William (1959)
mengandung dua hal, yaitu : (1) unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau unsur
yang digunakan sebagai dasar suatu kegiatan. (2) Pembenaran intelektual untuk
seperangkat norma-norma.
Munadar Sulaiman (1987: 76)
menyimpulkan pendapat Lenski (1974) yang menyatakan bahwa Ideologi merupakan
komponen dasar terakhir dari sistem-sistem sosiobudaya. Bagi masayrakat, ideologi
tersusun dari tiga unsur yaitu:
1. Pandangan
hidup
2. Nilai-nilai
3. Norma-norma
Pandangan
hidup cenderung diikat oleh nilai-nilai, sehingga berfungsi sebagai pelengkap
nilai-nilai, dalam pembuatan pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Norma
berbeda dengan nilai, karena digunakan untuk hampir seluruh uturan khusus, sebaliknya
nilai digunakan untuk pengertian umum. Norma berlaku untuk menentukan perilaku
perintah, atau larangan untuk suatu kewajiban dari peranan spesifik dalam suatu
spesifik pula. Dengan demikian ideologi lebih luas dari pandangan hidup.
Ideologi tidak digunakan untuk hubungan individu tetapi untuk hal yang lebih
luas, seperti ideologi negara, masyarakat atau kelompok tertentu. Ideologi
sebagai pedoman hidup merupakan cita-cita yag ingin dicapai banyak individu
didalam masyarakat.
Uraian
tentang pacasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat ditemukan pula pada bahan
penataran P4 (Buku I:167-170) sebagai berkut :
Setiap
bangsa ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang
ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup
inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dan menentukan
arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tersebut.
Dalam
pandangan hidup ini, terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan
gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pancasila
merupakan pandangan hidup yang berajar dalam kepribadian bangsa, maka ia
diterima sebagai dasar negara yang mengatur ketatanegaraan.
Rumusan
pancasila, yang terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 itulah
yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkna oleh
wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. seperti yang ditunjukkan oleh ketetapan MPR
II/MPR/1978, Pancasila itu merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh dari
kelima silanya.
2.
Makna
Cita-cita
Pandangan hidup terdiri atas
cita-cita, kebajikan dan sikap hidup yang tak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia itu sendiri.
Ada tiga kategori keadaan hati
seseorang, yaitu: (1) Keras, Orang
yang berhati keras,tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia
tidak menghiraukan rintangan,tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya.
Orang yang berhati keras ini mencapai hasil yang gemilang. (2) lunak, orang yang berhati lunak dalam
usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi, namun ia
tetap berusaha mencapai cita-cita itu, kalaupun lambat, ia akan berhasil juga
mencapai cita-citanya. (3) lemah, orang yang berhati lemah mudah terpengaruh
oleh situasi dan kondisi, bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti
haluan atau berganti keinginan.
Cita - cita adalah suatu keinginan
yang terkandung didalan hati. Oleh karena
itu cita-cita juga berarti angan-anagan, keinginan, harapan, atau
tujuan. Cita-cita tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena tanpa
cita-cita berarti manusia tanpa dinamika.
3.
Makna
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan pada kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan ektika.
Manusia berbuat baik, karena
menurut kodratnya manusia itu baik, atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
1. Manusia
sebagai pribadi (Individu)
Manusia dapat menentukan baik dan
buruk pada dirinya sendiri.
2. Manusia
sebagai anggota masyarakat
Manusia sebagai individu adalah
bagian dari masyarakat yang tak terpisahkan, dan kebenaran menurut individu
masing – masing belum tentu benar menurut masyarakat.
3. Manusia
sebagai mahluk tuhan
Manusia di ciptakan sebagai
pemimpin (kholifah) di bumi dan supaya menjalankan apa yang di perintahNya.
Untuk itu, kita di tuntut untuk dapat mengelola sesuatu yang ada di sekitar
kita (alam)
Jadi kebajikan adalah perbuatan
yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum tuhan.
4.
Makna
Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati
dalam menghadapi hidup, sedangkan sikap itu ada dalam hati kita, dan hanya
kitalah tahu.
Pembentukan sikap terjadi melalui
pola pendidikan yang dialami oleh orang tersebut. Sedangkan sikap dapat berubah
karna situasi, kondisi dan lingkungan.
Ada 3 sikap yang ada pada manusia,
yaitu :
1. Sikap
positif (etis) yaitu : sikap lincah, tenang, halus, berani, arif, rendah hati
dan bangga.
2. Sikap
negatif (non etis) yaitu : sikap kaku, gugup, kasar, takut, angkuh dan rendah
diri.
3. Sikap
apatis yaitu sikap yang tidak mempedulikan apa yang ada di sekitarnya.
5.
Manusia
dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berupa sesuatu
penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai
rumusan/formula, tetapi terkadang juga tak dapat dinyatakan dengan kata-kata
sebagai rumusan, hal itu disebabkan karena :
a. Seseorang
tersebut sulit mengungkapkan perasaan, fikiran dan kejiwaannya.
b. Menyadari
bahwa mungkin ia dapat bertindak / berbuat yang dapat melanggar prinsip-prinsip
yang dikatakannya.
c. Khawatir
kalau-kalau ada kritikan besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak
atau orang yang dibimbing.
Pandangan hidup merupakan suatu
dasar atau landasan untuk membimbing rohani jasmani. Disadari atau tidak
manusia membutuhkan garis cita-cita dan tujuan akhir yang bernama pegangan,
landasan atau dasar hidup sebagai pengarah atau membimbing kearah tujuan, dan
secara sederhana, tujuan akhir manusia adalah “kebahagiaan”, untuk mencapai
tujuan tersebut, kita membutuhkan pegangan atau penuntun, yang disebut dalam
dunia pengetahuan adalah pandangan hidup.
Pandangan hidup dapat merupakan
keseluruhan garis dan kecenderungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan
dicapai untuk landasan semua dimensi kehidupannya. Dari pandangan hidup ini
terpacar perbuatan, kata-kata, tingkah laku, cita-cita, sikap, dorongan atau
tujujan yang akan dicapai.
Secara umum, pandangan hidup untuk
orang indonesia (seluruh warganya) adalah falsafah negara yaitu Pancasila. Jadi, setiap warga negara
indonesia, dalam ucapan dan tingkah lakunya harus harus sesuai dengan etika,
norma dan hukum yang ada pada negara indonesia, yang terangkum pada pancasila yaitu
sebagai dasar negara.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)