Sabtu, 04 Mei 2013

ANALISA METODE PEMBELAJARAN TERHADAP MATERI AL-QUR’AN HADITS MA KELAS X SEMESTER I



BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Devinisi Metode Pembelajaran
Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata,yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati,dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.Dalam bahasa Inggris dikenal term method dan way yang terjemahkan dengan metode dan cara,dan dalam bahasa Arab,kata metode diungkapkan  berbagai kata seperti kata al-thariqah,al-manhaj,dan al-wasilah.al-thariqah berarti jalan,al-manhaj berarti sistem,dan al- wasilah berarti mediator atau perantara.Dengan demikian,kata Arab yang paling dekat dengan arti metode adalah al-thariqah.[1] 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya. [2]
Metode juga merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan olrh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode mengajar merupakan keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.[3]

B.       Landasan Metode Pembelajaran
Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu.landasan dan asa tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat. Ada beberapa landasan pembelajaran, yaitu sebagai berikut[4]:
1.         Landasan Religious Islami berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
a)         Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang pembelajaran. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran. Ayat pertama (lima ayat yang merupakan wahyu pertama)berbicara tentang keimanan dan pembelajaran. Yaitu yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan [1] Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah [2] Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling sempurna [3] yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam [4] dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya [5] ”
Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sendiri.

b)        Sunnah
Ada sebuah hadis, yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya:
Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari A’masy, dari Abi Wa’il, dari Ibn Mas’ud yang mengatakan: “bahwa Nabi SAW selalu mengatur waktu ketika member nasihat-nasihat kepada kita dalam beberapa hari karena  kuatir kita menjadi bosan.” (HR. Bukhari)
Maksudnya, dalam member nasihat-nasihat kepada para sahabatnya, Rasulullah sangat berhati-hati dan memperhatikan situasi dan keadaan para sahabat. Nasehat itu diberikan pada waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan setiap hari agar tidak membosankan.
Hadis tersebut berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
c)         Sunnah
Ada sebuah hadis, yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya:
Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari A’masy, dari Abi Wa’il, dari Ibn Mas’ud yang mengatakan: “bahwa Nabi SAW selalu mengatur waktu ketika member nasihat-nasihat kepada kita dalam beberapa hari karena  kuatir kita menjadi bosan.” (HR. Bukhari)
Maksudnya, dalam member nasihat-nasihat kepada para sahabatnya, Rasulullah sangat berhati-hati dan memperhatikan situasi dan keadaan para sahabat. Nasehat itu diberikan pada waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan setiap hari agar tidak membosankan.
Hadis tersebut berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
Filsafat dalam pembelajaran berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pembelajaran,seperti apa, mengapa, ke mana, bagaimana dan sebagainya dari pembelajaran itu. Kejelasan berbagai hal tersebut sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting karena hasil pembelajaran tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.
2.         Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pembelajaran, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pembelajaran itu, mengapa pembelajaran itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya,dan sebagainya. Landasan filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani. Philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana.
Terdapat kaitan yang erat antara pembelajaran dengan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pembelajaran berusaha mewujudkan citra tersebut. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pembelajaran. Dan dari sisi lain, pembelajaran merupakan proses memenusiakan manusia.
Filsafat dalam pembelajaran berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pembelajaran,seperti apa, mengapa, ke mana, bagaimana dan sebagainya dari pembelajaran itu. Kejelasan berbagai hal tersebut sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hal ini sangat penting karena hasil pembelajaran tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan. [5]

3.         Landasan Sosiologis
Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup lainnya, yaitu hewan. Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh lebih rumit dari pengelompokan hewan. Kehidupan social manusia tersebut dipelajari oleh filsafat, yang berusaha mencari hakikat masyarakat yang sebenarnya. Filsafat social sering membedakan antar manusia sebagai individu dan manusia sebagai masyarakat.
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. [6]
4.         Landasan Psikologis
Banyak factor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil pembelajarn siswa. Namun diantara factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
a.    Tingkat kecerdasan/inteligensi siswa
b.    Sikap siswa
c.    Bakat siswa
d.    Minat siswa
e.    Motivasi siswa
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah diperolehnya perubahan tingkah laku individu. Perubahan tersebut merupakan akibat perbuatan belajar.[7]
C.      Tujuan Metode Pembelajaran
Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Metode harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bias menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bias diraih dengan sebaik dan semudah mungkin.
Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengn dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda-beda.[8]
D.      Metode-metode yang digunakan dalam pembelajara Al-Qur’an dan Hadits pada siswa MA kelas X semester I
1.      Metode Debat
Metode Debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket Pro dan Kontra. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empet orang. Didalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambilposisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topic yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.[9]
2.      Metode picture and picture
Metode picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.      Menyajika materi sebagai pengantar.
c.       Guru menunjukan/ memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d.      Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e.       Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tesebut.
f.       Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/ materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g.       Kesimpilan/ rangkuman.
Kelebihan dan kekurangan
v  Kelebihan Metode picture and picture adalah guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berfikir logis dan sistematis.
v  Kekurangan metode picture and picture adalah memakan banyak waktu, banyak siswa yang pasif.[10]
3.      Metode numbered heads together
Metode numbered head together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah
a.       Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.       Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
e.       Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f.       Kesimpulan
Kelebihan dan kelemahan
a.       Kelebihan
-          Setiap siswa menjadi siap semua
-          Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
-          Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
b.      Kelemahan
-          Kemungkian nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
-          Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.[11]
4.      Metode investigasi kelompok
Metode investigasi kelompok dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topic maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas mejadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topic tertentu. Para siswa memilih topic yang ingin dipelajari, mengikuti investasi mendalam terhadap berbagai subtopic yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan didepan kelas secara keseluruhan.
Langkah-langkah
a.       Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopic dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b.      Merencanakan kerjasama
Para siswa besera guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topic dan subtopic yang telah dipilih dari langkah (a) diatas.
c.       Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (b). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktifitas dan ketrampilan dengan fariasi yang luas dengan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat didalam maupun diluar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d.      Analisis dan Sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e.       Penyajian Hasil Akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topic yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topic tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f.       Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi setiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup setiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.[12]
5.      Metode Student Teams Achievent Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaska anggota lain sampai mengerti.
Langkah-Langkah
a.       Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b.      Guru menyajikan pelajaran.
c.       Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.      Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e.       Memberi evaluasi.
f.       Penutup.
Kelebihan dan Kelamahan
a.       Kelebihan
-          Seluruh siswa menjadi lebih siap.
-          Melatih kerjasama dengan baik.
b.      Kelemahan
-          Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
-          Membedakan siswa.[13]
6.      Metode examples non examples
Metode examples non examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/ gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah
a.       Guru mempersiapkan ganbar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c.       Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar.
d.      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e.       Setiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
f.       Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g.       Kesimpulan.
Kebaikan dan Kekurangan
a.       Kebaikan
-          Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
-          Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
-          Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
b.      Kekurangan
-          Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
-          Memakan waktu yang lama.
7.      Metode internalisasi
Sesuatu yang telah diketahui dapat saja sekedar diketahui, tempatnya di otak. Untuk mengetahui apakah murid sudah tahu, guru dapat memberikan soal ujian atau ulangan. Jika jawabannya benar, berarti murid sudah tahu, murid mampu bahkan terampil melaksanakan yang diketahui itu. Tempatnya di anggota badan. Nah, yang di otak dan yang di badan itu boleh jadi menetap saja disitu; dua-duanya itu masih berada di luar kepribadian, masih berada di daerah ekstern, belum berada di daerah dalam kepribadian (intern). Karena itu pengetahuan dan keterampilan harus dimasukkan ke daerah intern. Proses memasukkan inilah yang disebut internalisasi.[14]
 BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN

A.      Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Al-Qur’an Hadits MA Kelas X Semester I

NO.
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
MATERI
METODE PEMBELAJARAN
1.
Memahami pengertian Al-Qur’an dan bukti otentiknya
1.1    Menjelaskan pengertian al-Qur’an menurut para ahli
1.2    Membuktikan keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya dan sejarahnya
1.3    Menunjukkan prilaku orang yang meyakini kebenaran al-Qur’an
Pelajaran 1:
Al-Qur’an bukti otentik.
1.      Pengertian Al-Qur’an
2.      Nama-nama Al-Qur’an
3.      Pengertian I’jazul Al-Qur’an
4.      Aspek-aspek kemukjizatan A-Qur’an
1.      Metode internalisasi
2.      Metode Numbered Heads Together.
3.      Metode Resitasi.
4.      Metode Pemahaman.
5.      Metode Diskusi

2.
Memahami isi pokok ajaran al-Qur’an
2.1 Mengidentifikasi isi      pokok ajaran Al-Qur’an
2.2 Menunjukkan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an
2.3 Menjelaskan kandungan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-qur’an
2.4 Menerapkan kandungan ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-qur’an
.Pelajaran2 :

 Memahami isi pokok ajaran
Al-Qur’an
1.      Isi kandungan Al-Qur’an meliputi:
a.     Akidah
b.     Ibadah dan muamalah
c.     Akhlaq
d.     Hukum
e.     Sejarah
f.      Dasar-dasar IPTEK
1.     Metode internalisasi.
2.     Metode Resitasi.
3.     Metode Numbered Heads Together.
4.     Metode Diskusi
3.
Memahami fungsi Al-Qur’an dalam kehidupan
3.1 Mendiskripsikan fungsi Al-Qur’an
3.2 Menunjukkan peilaku orang yang memfungsikan al-qur’an
3.3 Menerapkan fungsi al-qur’an dalam kehidupan sehari- hari
Pelajaran 3:
 Memahai fungsi Al-Qur’an dalam kehidupan.
1.     Fungsi dan tujuan Al-Qur’an:
a.     Petunjuk bagi manusia
b.     Sumber pokok agama islam
c.     Peringatan dan pelajaran bagi manusia

1.     Metode internalisasi.
2.     Metode Student Teams- Achievement Division.
3.     Metode Pemahaman.

4.
Memahami cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an
4.1 Mendeskripsikan fungsi al-qur’an
4.2 Menunjukkan perilaku orang yang memfungsikan al-qur’an
4.3 Menerapkan fungsi al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Pelajaran 4:
Mencari surat dan ayat dalam
Al-Qur’an

1.      Metode internalisasi.
2.      Metode Metode Student Teams- Achievement Division.
3.      Metode Pemahaman.

5.
Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah dibumi
1.1   Mengartikan QS. Al-Mukminun: 12-14, QS. Al-Nahl: 78, QS. Al-Baqarah: 30 dan QS. Adz-Dzariyat: 56
1.2   Menjelaskan kandungan QS. Al-Mukminun: 12-14, QS. Al-Nahl: 78, QS. Al-Baqarah: 30 dan QS. Adz-Dzariyat: 56
1.3   Menerapkan perilaku sebagai khalifah dibumi seperti terkandung dalam QS. Al-Mukminun: 12-14, QS. Al-Nahl: 78, QS. Al-Baqarah: 30 dan QS. Adz-Dzariyat: 56

Pelajaran 5:
  Tugas manusia sebagai Khalifah Fil Ardhi
1.      Metode internalisasi.
2.      Metode Metode Student Teams- Achievement Division.
3.      Metode Pemahaman.
4.      Metode resitasi

6.
Memahami ayat-ayat al-qur’an tentang Demokrasi
6.1 Mengartikan QS. Ali Imran 159 dan QS. Asy-Syura: 38
6.2 Menjelaskan kandungan QS. Ali Imran 159 dan QS. Asy-Syura: 38
6.3 Menerapkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam QS. Ali Imran 159 dan QS. Asy-Syura: 38 dalam kehidupan sehari-hari

Pelajaran 6:
Demokrasi:
1.     Mengartikan ayat tentang Demokrasi
Menjelaskan kandungan ayat tentang Demokrasi
1.      Metode internalisasi.
2.      Metode Metode Student Teams- Achievement Division.
3.      Metode Pemahaman.
4.      Metode resitasi

B.       Ringkasan Materi Al-Qur’an Hadits MA Kelas X Semester I
I.         Al-Qur’an Bukti Otentik
a)         Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologi (bahasa) kata al-qur’an artinya bacaan atau yang dibaca (bermakna isim maf’ul) menurut ahli bahasa, Al-Lihyani (wafat 215 H). Kata Al-Qur’an adalah isim masdar dengan arti isim maf’ul, yaitu yang dibaca. Karena di dunia ini tidak ada bacaan buku atau kitab seperti al-qur’an yang senantiasa dibaca, dimusabaqohkan (diperlombakan) dan dikaji oleh berjuta-juta manusia. Hal tersebut juga diperkuat oleh Prof. Chotibul Uman bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang paling banyak dibaca orang diseluruh dunia baik dari umat islam sendiri maupun non muslim.
Kata Al-Qur’an dan maknanya, ada Ulama yang berpendapat lain diantaranya:
·         Imam Syafi’I (105-204 H) bahwa Al-Qur’an tidak merupakan musyitaq (kata bentukan) dari apapun. Merupakan nama yang secara khusus diberikan oleh Allah untuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
·         Imam Al-Farra’ (wafat 207 H) kata Al-Qur’an adalah musyitaq  (kata bentukan) dari kata yang merupakan isim jama’ yang berarti petunjuk atau indikator. Alasan pendapat ini adalah karena pada kenyataannya sebagian ayat-ayat al-qur’an itu satu dengan yang lainnya berfungsi sebagai hubungan atau petunjuk indikator.
·         Al-Asy’ari (wafat 324 H) tokoh aliran Sunni berpendapat bahwa kata Al-Qur’an adalah musytaq. Alasan pendapat ini karena dalam kenyataannya surat-surat yang berjumlah 114 dan ayat-ayat yang jumlahnya lebih dari 6600 dihimpun dan digabung dalam satu mushaf.
Pengertian Al-Qur’an menurut istilah (terminologi) terdapat banyak definisi. Hal demikian karena diakibatkan oleh sudut pandang dari disiplin ilmu yang berbeda dan juga panjang pendeknya definisi yang dibuat.
Beberapa definisi yang telah dikemukakan para Ulama’ antara lain:
·         Syaikh Muhammad Khudari Baik
Beberapa sifat dan unsur Al-Qur’an yang dikemukakan:
1)   Al-Qur’an adalah berbahasa Arab.
2)   Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
3)   Disampaikan dengan jalan mutawatir.
4)   Ditulis dalam mushaf.
5)   Dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
·         Syaikh Muhammad Abduh
Definisinya yaitu:
1)   Al-Qur’an merupakan bacaan.
2)   Tertulis dalam mushaf-mushaf.
3)   Terjaga dalam hafalan-hafalan umat Islam.
b)        Nama lain AL-qur’an, antara lain: Al-Furqon, Al-Kitab, Adz-Dzikir.

c)         Pengertian I’jazul Al-Qur’an
Secara etimologi (bahasa) mu’jizat mempunyai arti: melemahkan, mengalahkan lawan,atau musuh.
Sedangkan menurut terminologi (istilah), mu’jizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan disertai dengan tantangan dan selamat dari perlawanan.
Contoh: mu’jizat nabi Muhammad yaitu Al-Qur’an, mu’jizat nabi Musa yaitu berupa tongkat, dll.
d)        Aspek-aspek kemu’jizatan Al-Qur’an adalah gaya bahasa, susunan kalimat, simple, berita tentang hal-hal yang ghaib, sejalan dengan ilmu pengetahuan modern.[15]

II.      Memahami Isi Pokok Ajaran Al-Qur’an
Al-Qur’an Al-Karim adalah kitab Allah yang diturunkan Allah SWT kepada Rasul-Nya Muhammad SAW berisi petunjuk guna menjadi pedoman hidup umat manusia.
Isi kandungan Al-Qur’an itu dapat digali dan dikembangkan menjadi berbagai bidang. Isi kandungan Al-Qur’an secara garis besar yaitu meliputi:
a.         Aqidah
Aqidah adalah keyakinan, kepercayaan. Aqidah Islam adalah suatu kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh orang Islam.
Pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini menjadi aqidah orang muslim ada enam yang disebut rukun iman.
b.        Ibadah dan Muamalah
Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi, berbakti dan beribadah kepada-Nya. Manusia adalah makhluk sosial, dalam kehidupannya memerlukan berbagai kagiatan dan hubungan atau komunikasi. Komunikasi dengan Allah yang disebut hablun min Allah yang tata hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Seperti shalat, membayar zakat dan ibadah lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lain serta alam sekitarnya yang disebuut hablun minannas, seperti jual beli, silaturrahmi, dan kegiatan kemasyarakatan lain yang disebut muamalat.
c.         Akhlaq
Nabi Muhammad SAW ditugaskan Allah adalah untuk membangun akhlak mulia. Meningkatkan derajat manusia dari lembah hina menjadi mulia, dari kehidupan yang gelap menjadi cemerlang.
Nabi mmuhammad SAW berakhlak mulia. Menjadi suri tauladan dan panutan umat manusia yang mendambakan kebahagiaan dan rahmat Allah.
d.        Hukum
Al-Qur’an merupakan sumber pokok hukum islam guna mengatur tata kehidupan yang aman damai, sejahtera, bahagia, adil makmur, selamat didunia dan akhirat.
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum-hukum perkawinan, perceraian, waris, perjanjian, pidana, dan masih banyak lagi.
e.         Sejarah
Pada dasarnya Al-Qur’an adalah pedoman hidup. Disamping berisi pokok-pokok ajaran dan hukum Islam, Al-Qur’an juga mengandung banyak peristiwa sejarah, kisah para Nabi dan umat manusia pada zaman dahulu.
Fungsi dari sejarah adalah untuk menjadi pelajaran yang baik ditiru dan yang tidak baik ditinggalkan.

f.         Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan manusia, memerlukan pengetahuan dan tekhnologi. Namun ilmu pengetahuan dan teknologi saja tidak cukup memberikan jaminan bagi kesejahteraan dan keamanan manusia serta kebahagiaannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi dengan agama, karena tanpa agama dapat membinasakan umat manusia itu sendiri, seperti penggunaan hasil teknologi untuk penghancuran manusia dan mengancam kehidupannya.[16]
III.   Memahami Fungsi Al-Qur’an dalam kehidupan
Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an:
a.         Petunjuk bagi manusia.
b.        Sumber pokok ajaran Islam.
c.         Peringatan dan pelajaran bagi manusia.[17]

IV.   Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kitab suci dan mukjizat  Nabi Muhammad SAW yang terbesar telah mengundang para ilmuan baik dari kalangan muslim sendiri maupun dari non-muslim, untuk menggali dan mengkaji isinya dari berbagai sudut disiplin ilmu yang berbeda-beda. Salah satu kajiannya adalah mengklasifikasikan surat dan ayat Al-Qur’an berdasarkan topik, masalah atau pokok bahasan.[18]

V.      Tugas Manusia sebagai Khalifah Fil Ardhi
a.         QS. Al-Mukminun: 12-14:
Artinya:
“(12) Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air maniKami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Sucilah Allah Pencipta Yang Paling Baik”.

b.        QS. Al-Nahl: 78
Artinya:
“78.  Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

c.         QS. Al-Baqarah: 30
Artinya:
“30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.”
  
d.        QS. Adz-Dzariyat: 56
Artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”[19]

VI.    Demokrasi

a.         QS. Ali Imran 159:
Artinya:
“159.  Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

b.         QS. Asy-Syura 38:
 Artinya:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.”[20]
C.      Analisis Metode Pembelajaran Terhadap Materi PAI Al-Qur’an Hadits MA Kelas X Semester I
Dalam makalah kami, mendapatkan beberapa metode sebagai berikut:
a.         Metode Debat
b.        Metode Picture and Picture
c.         Metode Numbered Heads Together
d.        Metode Student Teams- Achievement Division 
e.         Metode Investigasi Kelompok
f.         Model Examples Non Examples
g.        Metode Internalisasi
Menurut analisis kami, metode yang tepat digunakan dalam materi Alqur’an Hadits MA kelas X semester I adalah:
      i.          Metode Numbered Heads Together
Metode Numbered Heads Together dapat diterapkan dalam materi Alqur’an Hadits, karena metode ini sangat membantu bagi guru untuk dapat memahamkan materi dengan baik. Sesuai dengan sifat materi tersebut (bersifat baku).
    ii.          Metode Student Teams- Achievement Division 
Metode Student Teams- Achievement Division dapat diterapkan dalam materi Alqur’an Hadits, sama halnya pada Metode Numbered Heads Together, akan tetapi sebagian siswa berperan sebagai guru. Dan guru hanya mengawasi dan memberikan komentar.
  iii.          Metode Internalisasi
Begitu juga dengan Metode Internalisasi, yang intinya adalah tersampaikannya materi Alqur’an Hadits terhadap para murid.
Sedangkan metode yang tidak tepat dalam pembelajaran materi Alqur’an Hadits MA kelas X semester I adalah:
a.         Metode Debat
Pada Metode Debat tidak tepat digunakan karena metode tersebut materinya bersifat pro dan kontra. Sehingga tidak tepat dalam pembelajara Alqur’an Hadits, karena alqur’an dan hadits adalah suatu materi yang sudah pasti (sebagai dasar dalam agama islam), adapun akan menerapkan metode ini adalah pada pengembangan hukumnya, itu pun bagi mereka yang telah dianggap mampu untuk ber ijtihad.

b.        Metode Picture and Picture
materi Alqur’an Hadits tidak cocok diterapkan dengan metode Picture and Picture, karena materi Alqur’an Hadits adalah sebuah catatan hukum, sedangkan metode menggunakan media gambar sebagai proses pembelajaran.
c.         Metode Investigasi Kelompok
Begitu juga dengan metode Investigasi Kelompok, metode ini tidak cocok diterapkan proses pembelajaran materi al-quran dan hadits, karena metode ini meramu sebuah materi dari awal sampai dengan akhir, sedangkan  materi al-quran dan hadits adalah sebuah materi yang sudah jadi, dengan tinggal menerapkan materi yang sudah ada kepada para siswa.
d.        Model Examples Non Examples
Model Examples Non Examples yang titerapkan dengan menggunakan media gambar dan penggambaran sebuah kasus, maka tidak dapat diterapkan untuk materi al-quran dan hadits, tetapi ketika menggunakan sebuah cerita yang ada dalam hadits atau al-quran, maka akan bisa diterapkan. Itu pun dengan catatan bahwa hukum yang terkandung didalamnya belum diganti.


[1] Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, LSIS dan RASAIL Media Group, Semarang, 2009. Cet.IV. hal.7

[2] Ibid, hal.8
[3] Prof. Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, M.Pd., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami, (Bandung:PT Refika Aditama, 2009), cet. III, hal. 15
[4] Opcit., hal 11
[5] Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, LSIS dan RASAIL Media Group, Semarang, 2009. Cet.IV. hal.14

[6] Ibid., hal.15
[7] Ibid., hal. 16-17
[8] Ibid., hal. 18
[9] Nur Khoiri, M. Ag., Metodologi Pembelajaran PAI. (jepara: INISNU, 2011), hal. 72
[10] Ibid., hal. 73
[11] Ibid., hal. 74
[12] Ibid hal. 75-76
[13] Ibid, hal.77
[14] Ibid., hal. 77-78
[15] Departemen Agama RI, Qur’an hadist Kelas X Semerter I, (Jakarta: Akik Pustaka,2010), hal. 3
[16] Ibid., hal. 23
[17] Ibid., hal. 34
[18] Ibid., hal. 40
[19] Ibid., hal. 46
[20] Ibid., hal 58
Read More..

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes