Minggu, 07 April 2013

KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI



GLOBALISASI DAN GLOKALISASI.
a)   Globalisasi
Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial, dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan fakto-faktor yang terjadi akibat transkulturasi, dan perkembangan teknologi modern. Globalisasi merupakan fenomena berwajah majmuk. Seperti yang diuraikan scholte (2000), sebagaimana diungkapkan sugeng bahagito dan darmawan triwibowo, bahwa globalisasi sering di identikkan dengan:
1.      Internasionalisasi. Adalah hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal
2.      Liberalisasi. Adalah pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah, untuk membuka ekonomi tanpa pagar, dalam hambatan perdagangan.
3.      Universalisasi. Adalah ragan hidup, seperti makanan Mc donald, kendaraan diseluruh penjuru dunia.
4.      Westernisasi atau amerikanisasi. Adalah ragam hidup model budaya barat atau amerika.
5.      De-teritorialisasi. Adalah perubahan-perubahan geografi sehingga ruang sosial dalam perbatasan, tempat, dan distanse menjadi berubah.
Pada dasarnya proses globalisasi menampakkan wajahnya dalam:
1.      Keterkaitan seluruh masyarakat
2.      Perusahaan-perusahaan trans-nasional berperan dalam ekonomi global
3.      Integrasi ekonomi internasional dalam produk global
4.      Sistem media trans-nasional yang membentuk “kampung global”
5.      Turisme global dan imperalisme media
6.      Konsumerisme dan budaya global.
Menurut  B. Herry-Priyono, ada tiga lapis definisi global
1.      Globalisasi tersebut sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan.
2.      Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang yang menyangkut pada cara memandang, cara berfikir, cara merasa, dan cara mendekati persoalan.
3.      Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik.
Beberapa unsur penting yang terkait dengan globalisasi adalah :
1.      Global space (dunia maya)
Jika radio, TV, surat kabar masih diawasi oleh pemerintah, lain halnya dengan media internet, yang telah dimasuki unsur-unsur kebebasan didalamnya.
2.      Beberapa kecenderungan gelombang globalisasi terhadap nasionalisme.
Ada beberapa kecenderungan dari gelombang globalisasi:
a.       Dari kebebasan tersebut, hubumgan sosial ditentukan oleh kebebasan dan kepercayaan. Kalau ada kebutuhan akan kekuasaan, maka kekuasaan itu akan ditentukan oleh kesepakatan bersama.
b.      Dari kebebasan tersebut, kontrol tidak lagi tanda kekuasaan pihak yang satu dengan yang lain, tetapi menjadi petunjuk antara dua pihak yang saling mwemperhatikan dan mempercayai.
c.       Dari kebebasan tersebut, negara tidak lagi memonopoli semua peraturan.
d.      Adanya suatu gelombang perubahan didalam konstelasi politik global.
e.       Semakin kuatnya ketergantungan antar negara.
f.       Globalisasi menonjolkan pemain-pemain baru dalam kehidupan masyarakat.
g.      Lahirnya berbagai isu baru dalam agenda hubungan internasional.
3.      Tantangan masa depan dalam gelombang globalisasi
Beberapa yang menjadi tantangan besar dan bersama, mengutip pendapat tilaar, yang diakibatkan dari gelombang globalisasi adalah : program melawan kemiskinan, memperjuangkan dan melaksanakan hak asasi manusia, menciptakan dan memelihara tatanan dunia yang aman, perlu diwujudkannya tatanan ekonomi dan keuangan yang baru, melindungi dan memelihara planet bumi, kerjasama regional perlu dikembangkan dalam rangka kerjasama internasional.
Seperi yang telah disampaikan abdul munir mulkhan. Kita perlu memahami bahwa dalam fakta baru peradaban global terdapat sejumlah nilai dan sisitem yang dapat ditemukan dalam tafsir kitab suci tentang idealitas sejarah dan kehidupan. Nilai-nilai kemausiaan, keterbukaan atau kejujuran, keadilan, kesamaan derajat dan universalitas
b)   Glokalisasi
Glokalisasi adalah penyesuaian produk global dengan karakter lokal. Dari produk global yang telah memasuki masyarakat lokal,  maka akan terjadi pergeseran makna atas nilai budaya.

KEPRIBADIAN INDONESIA
Dalam era globalisasi ini, bukan hanya perdagangan bebas saja yang utamakan dan menjadi program kerja Negara-negara di dunia ini namun juga kebudayaan Negara-negara kuat mengekor bahkan secara langsung bisa diterima di bumi pertiwi ini. Lalu bagaimana dan seperti apa kepribadian Indonesia saat ini?.
Bukan berarti kepribadian Negara luar itu jelek atau kepribadian kita yang bagus, namun perlu kita cermati apakah cocok atau tidak kebudayaan luar itu kita adopsi. Selama ini kita seakan telah mengikuti zaman atau trend yang up to date, dalam berpakaian, dalam pemikiran, meningkatkan rasa gengsi, individualism, dan lain sebagainya, yang berbau kepribadian barat.
Dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia yang memiliki adat ketimuran, rasa toleransi, ramah, sopan santun, saling menghargai, gotong royong dan lain sebagainya, selalu menjadi dasar dalam hidup bermasyarakat. Bedanya dengan kepribadian orang-orang barat, disana mereka berfikir individualis, bermasyarakat atas dasar kegunaan. Itulah pandangan mereka yang telah terbentuk sejak dari migrasinya orang ingris ke benua amerika dan sejak zaman revolusi industry.
Pemikiran ini terbentuk karena proses kehidupan mereka yang selalu berfikir logis, stuggle untuk hidup. Bagaimana tidak, ketika mereka berpindah dari tanah inggris ke tanah amerika banyak sekali perjuangan yang telah mereka korbankan untuk mendapat kehidupan yang layak disbanding di Negara pertamanya yaitu inggris atau di inggris sediri, buruh-buruh banyak yang ditelantarkan, mereka berjuang untuk hidup dan memulai untuk mementingkan diri sendiri.
Di Indonesia itu tidak terjadi, alam yang kaya raya, subur makmur tak menjadikan masyarakatnya susah dan menderita. Bahkan sikap saling memberi merupakan sebuah kewajiban, namun karena sikap inilah ternyata kolonialisme, imperialisme dapat masuk dan mengubah pandangan hidup masyarakat Indonesia. Orang portugis, belanda, dan spanyol sangat berpengaruh pada perubaha jati diri bangsa ini, direct rule dan indirect rule yang ditanamkan bangsa barat, mengubah pemikiran bangsa dan masyarakat Indonesia.
Kadang kita tidak meyadari bahwa sekarang ini masyarakat Indonesia enyeimbangkan gaya hidup serta menyadur pemikiran orang-orang barat dalam artian meniru, bukan enjadikan refrensi. Jika kita bisa melihat esensi pemikiran masyarakat desa yang masih alami di Indonesia ini, mungkin kita akan sadar bahwa inilah kepribadian bangsa kita yang dulu menjadi ciri khas bangsa ini yang cantik dengan adat ketimuran.
Kita kembali kemasalah perubahan dalam kepribadian, perubahan kepribadian bukan hal yang dilarang, posisi serta jati diri yang membentuk kehidupan masyarakat bangsa Indonesia dari dulu kala menjadi indicator dalam memilah dan memilih mana yang bisa kita pakai, intinya cocok atau tidak cocok dengan adat kita yaitu adat ketimuran.
Jika naluri ini digabungkan secara seimbang dengan pengetahuan, maka akan jadi wujud kepribadian.
Menyoal lebih dalam menuju kepribadian manusia tidak terlepas dari ilmu psikologi. Menurut david cohen dari oxford university dalam bukunya “melesatkan otak kiri otak kanan”, teori kepribadian merupakan ebuah bidang psikologi yang telah terasimilasi kedalam kebudayaan yang luas secara mendalam.
Ini menegaskan kita bahwa kepribadian individu atau masyarakat sangat berpengaruh dalam lahirnya sebuah kebudayaan manusia dan mendorong terbertuknya kepribadian umum suatu bangsa. Untuk memahami jati diri bangsa ini, tak perlu seluruh masyarakat di Negara ini sadar akan jati diri bangsa ini, mulailah dari diri kita sediri, kenali kepribadian bangsa kita yang tercinta ini.
Pandai-pandailah dalam memfilter kebudayaan Negara lain yang selama ini kita telan mentah-mentah, lalu kita fikirkan, apakah pantas jika kebudayaan barat kita pakai dan dijadikan kepribadian baru bangsa ini serta melupakan jatidiri kita sebagai orang timur yang penuh dengan rasa sopan santun.
Ingatlah dengan adat-adat ketimuran kita yang beraneka ragam, namun saling menghargai dan satu visi, alangkah indahnya jika kita selalu berpegang teguh pada adat yang telah membentuk kepribadian bangsa ini.


DAFTAR PUSTAKA
-          http: //tonifebruari666.worprss.com/2008/05/07/kepribadian-indonesia
Diakses pada : Pukul : 23.15 WIB, tanggal 25 Mei 2009
-          PRESMA Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Buah Pikiran Seputar Filsafat, Politik, Ekonomi, Social Dan Budaya. 2004. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media
 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes